Transportasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Terdapat hubungan yang sangat erat antara transportasi
dengan jangkauan dan lokasi kegiatan manusia, barang, dan jasa. Dalam kaitan
dengan kehidupan, transportasi memiliki peran yang signifikan dalam aspek
sosial, ekonomi, politik, lingkungan, juga pertahanan dan keamanan. Dalam aspek
ekonomi sendiri transportasi memiliki pengaruh yang cukup besar. bahkan salah
satu kendala yang harus dihadapi oleh pelaku industri dalam krisis global ini
adalah pada sektor transportasi.
Transportasi merupakan turunan dari kombinasi tata guna lahan yang
saling membutuhkan yang kemudian membentuk suatu pergerakan dari guna lahan
satu ke guna lahan yang lain. Peningkatan intensitas perubahan tata guna lahan
menambah beban transportasi di sebuah kota. Beban transportasi bila tidak
diimbangi dengan penyediaan prasarana yang memadai akan menimbulkan
permasalahan. Salah satu bentuk dari permasalahan tersebut adalah kemacetan.
(Miro dalam Astati, 1998)
Kemacetan, suatu permasalahan yang ironisnya terjadi di
banyak kota besar di Indonesia. Padahal justru kota-kota besar itulah yang
menjadi sentra bisnis dan industri yang berperan dalam pertumbuhan ekonomi
bangsa ini. Hal ini mengakibatkan terjadinya ketidaktepatan waktu pengadaan
barang produksi yang mengakibatkan terjadinya kemacetan proses produksi.
Apalagi dalam proses pengolahan barang hasil bumi, kemacetan bisa juga
mengakibatkan kerusakan bahan baku. Implikasi lainnya adalah terhambatnya
perputaran modal akibat lambatnya pengolahan bahan baku. Memang hal itu bisa
diakali dengan menyediakan bahan baku lebih banyak dari yang dibutuhkan sebagai
langkah preventif apabila terjadi kerusakan sebagian bahan baku, tapi perlu
diperhatikan juga akan adanya peningkatan holding
cost (biaya penyimpanan dan pemeliharaan) yang diakibatkan oleh persediaan
bahan baku yang melebihi kebutuhan.
Dampak lainnya dari kemacetan dalam aspek ekonomi jelas
terlihat dari sisi manfaat yang hilang dan biaya yang dikeluarkan. Kemacetan
mengakibatkan laju kendaraan melambat atau bahkan berhenti (stuck position). Tentu saja hal ini
mengakibatkan pemborosan konsumsi BBM akibat mesin kendaraan yang dipaksa
menyala lebih lama, sehingga pengendara harus mengeluarkan biaya lebih besar
untuk membeli BBM. Di sisi lain, perusahaan juga mengalami penurunan
produktivitas akibat keterlambatan karyawan akibat terjebak pada kemacetan.
Dari aspek tenaga kerja sendiri, mereka kehilangan opportunity cost, waktu yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk
kegiatan lain, malah dihabiskan di jalan. Menurut data yang dilansir Dinas
Perhubungan, total kerugian yang ditimbulkan akibat kemacetan di DKI Jakarta
mencapai Rp 45 Trilyun dan sebagian diantaranya adalah dalam hal kehilangan
nilai waktu sebesar Rp 14 Trilyun.
Terkait dengan banyaknya kemacetan yang terjadi di kota-kota
besar di Indonesia, ada satu hal yang terkadang tidak kita perhatikan. Ya,
kamera CCTV yang banyak ada di setiap perempatan yang menjadi simpul kemacetan
di banyak kota besar. Kamera CCTV tersebut acapkali terlihat tapi tidak
termanfaatkan secara optimal. Memang, seringkali CCTV digunakan untuk mengamati
arus lalu lintas yang sedang terjadi. Namun tidak banyak diantara kita yang
mengetahui kegunaan lain dari kamera CCTV untuk memantau lalu lintas. Kita bisa
memperoleh informasi yang sangat berharga terkait lalu lintas dan kemacetan
dari hasil rekaman CCTV berupa analisa taraf kemacetan pada wilayah atau
perempatan tersebut.
The human perception has the capability to acquire, integrate, and
interpret all this abundant visual informatin around us. It is challenging to
impart such capabilities to a machine in order to interpret the visual
information embedded in still images, graphics, and video or moving images on
our sensory world. It is thus important to understand the techniques of
storage, processing, transmission, recognition, and finally interpretation of
such visual scenes. (Image Processing :
Principle and Applications)
Dalam teori pengenalan pola dalam pengolahan citra digital, mesin dapat mengenali sebuah pola atau objek
(dalam hal ini adalah kendaraan yang lewat) dalam rekaman dari kamera CCTV. Dengan
menggunakan metode artificial
intelligence (kecerdasan buatan) dengan menggunakan aplikasi computer vision, komputer dapat
mengidentifikasi objek berdasarkan ciri-ciri yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam hal ini kita menggunakan kamera CCTV sebagai device yang menyediakan inputan yang akan diproses. Input yang
disediakan berupa rekaman video. Dalam lingkup pengolahan citra digital,
rekaman video juga termasuk diantara citra yang bisa diolah, karena video
(citra bergerak) merupakan rangkaian diantara citra diam yang ditampilkan
secara beruntun (sekuensial), sehingga menimbulkan kesan pada mata sebagai
suatu gambar yang bergerak. (Sitorus, Syahriol dkk, 2006)
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, bisa
didapat jumlah kendaraan yang melewati jalan atau perempatan tersebut secara real time. Dengan menggunakan algoritma Fuzzy Logic, bisa dihitung taraf kemacetan di daerah tersebut pada suatu waktu.
Fuzzy Logic adalah suatu algoritma
untuk mengelompokkan nilai berupa angka menjadi beberapa kriteria. Misalnya dalam
konteks lalu lintas, tidak ada patokan resmi bahwa dengan jumlah kendaraan
kurang dari suatu angka akan dianggap sepi, dan lebih dari angka tersebut akan
dianggap macet. Dalam hal ini ada beberapa taraf kemacetan seperti tidak macet,
agak macet, lumayan macet, sangat macet,
dan semacamnya. Jadi pada saat tertentu, secara real time akan dilakukan pengecekan taraf keramaian daerah tersebut. Setelah didapat
taraf kemacetan pada suatu lokasi, dengan menggunakan beberapa teknik optimasi
yang ada (untuk lebih mudahnya bisa kembali menggunakan algoritma Fuzzy Logic), bisa ditentukan pengaturan
durasi lampu lalu lintas yang optimal untuk meminimalisir terjadinya kemacetan.
Jadi dalam kasus ini bisa didapat lamanya lampu merah dan lampu hijau menyala
seoptimal mungkin secara real time,
berdasarkan dari rekaman CCTV yang tersedia.
Dengan adanya optimasi seperti ini, diharapkan kemacetan
yang selama ini menjadi momok bagi warga kota-kota besar di Indonesia bisa
dikurangi. Pada simulasi yang diadakan oleh beberapa instansi, pengujian lampu
lalu lintas menggunakan algoritma Fuzzy
Logic mendapat hasil yang sangat memuaskan. Hasil simulasi oleh Imperial
College di London menyebutkan bahwa didapat jumlah kendaraan yang melintas
adalah 31% lebih banyak, lamanya waktu menunggu 5% lebih singkat, serta kinerja
yang meningkat 72%. Hasil simulasi lainnya dari King Fahd University of
Petroleum and Minerals di Arab Saudi menjelaskan bahwa didapat penggunaan Fuzzy Logic meningkatkan efisiensi
sebesar 20%.
Karena sektor transportasi dan pertumbuhan ekonomi memiliki
hubungan timbal balik. Peningkatan pelayanan di sektor transportasi memberi
kemudahan bagi mobilitas penduduk (dalam hal ini pelaku ekonomi) maupun
mobilitas barang perekonomian baik itu proses produksi, distribusi maupun
konsumsi. Kualitas sistem transportasi yang baik akan mampu menekan biaya
produksi dan akhirnya akan menggenjot perekonomian pada aspek mikro seperti
industri, rumah tangga dan sebagainya.
Efek domino dari pengoptimalan arus transportasi tidak
berhenti sampai disitu. Efisiensi pada ekonomi mikro akan secara langsung
berimplikasi pada peningkatan ekonomi makro. Jika ditinjau dari aspek ekonomi
makro, transportasi memegang peranan sentral dalam meningkatkan PDB (Produk
Domestik Bruto) nasional. Hal ini dikarenakan transportasi yang memiliki sifat derived demand, yaitu peningkatan mutu
transportasi akan meningkatkan permintaan pada barang lain. Bukan hal yang
mustahil kiranya ketika pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai tujuh
persen. Suatu langkah awal menuju Indonesia sebagai Negara Industri Tangguh
Dunia, sebagaimana dicanangkan oleh Kementerian Perindustrian RI. Hal ini pun
akan sejalan dengan dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025. Demikian juga dari aspek pembangunan
daerah, peningkatan kualitas transportasi akan meningkatkan PDRB (Produk
Domestik Regional Bruto) yang akan menyerap banyak tenaga kerja dan
meningkatkan perkembangan ekonomi daerah tersebut, dan yang pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
IQBAL AKHMAD GHUFRON
Civitas Akademika ITS, Mahasiswa Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Civitas Akademika ITS, Mahasiswa Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
*Artikel ini disertakan dalam lomba Hatta Rajasa Writing Competition 2012 tentang MP3EI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar