Follow Me on Twitter

Minggu, 20 Maret 2011

Harga Minyak Dunia dan Dinamikanya di Indonesia

HARGA MINYAK DUNIA NAIK!! itu mungkin judul headline media massa beberapa waktu belakangan ini.

dengan harga minyak dunia hari ini (20 maret 2011) mencapai US$ 110.62/barrel, setelah sebelumnya mencapai titik tertinggi di US$ 116/barrel di akhir februari / awal maret. padahal, dalam 4 bulan terakhir, rata-rata harga minyak mentah "hanya" di titik US$ 97 atau US$ 98 / barrel (1)

harga minyak mentah dunia (dari Brent Crude Oil) selama sebulan dan tiga bulan terakhir

timbullah pertanyaan, "kenapa sih harga minyak dunia naik? padahal dalam memperolehnya kan minyak mentah itu diperoleh dari alam?" kenaikan harga minyak memang terkait banyak hal, diantaranya adalah permainan para spekulan minyak tingkat dunia yang sengaja mempermainkan harga minyak (2), adanya kerusakan di sarana infrastruktur yang mengganggu proses distribusi minyak tingkat dunia (3), dan yang paling terasa adalah karena konflik di timur tengah. negara-negara yang para warganya itu menuntut adanya demokrasi yang selama ini tidak didapat oleh penguasanya itu, mayoritas adalah produsen minyak tingkat dunia (4). sebut saja mesir, yordania, yaman, tunisia, aljazair, maroko, dan yang terakhir adalah libya adalah negeri yang dianugrahi tuhan berupa sumber daya alam, terutama minyak bumi, yang melimpah. tentu saja adanya konflik disini mengganggu stabilitas proses eksplorasi minyak di negara tersebut yang berimplikasi pada berkurangnya stok minyak dunia. apalagi dengan situasi terakhir (10 maret 2011) ketika pasukan loyalis khadafi meledakkan instalasi minyak di libya, hal ini mengakibatkan anjloknya ekspor minyak dari libya sampai 60% (5). sesuai dengan hukum ekonomi, apabila terjadi kelangkaan suatu kebutuhan maka harga kebutuhan tersebut akan meningkat.

dalam hal ini, saya ingin sedikit membahas tentang harga minyak di indonesia, terutama harga BBM di indonesia. seiring dengan kenaikan harga minyak dunia, tentu saja pemerintah indonesia harus "menyesuaikan" (baca : menaikkan) harga BBM agar tidak terjadi defisit anggaran negara. setiap kenaikan harga minyak dunia sebesar US$ 1/barrel, pemerintah menanggung beban subsidi sebesar Rp 0.8 triliun (6). bisa dibayangkan jika harga minyak dunia terus melonjak, berapa banyak dana yang harus dikeluarkan pemerintah untuk men-subsidi BBM. padahal kita semua tahu, masih banyak lagi kebutuhan negara ini selain untuk subsidi BBM saja. sebut saja masalah pendidikan, pemukiman kumuh, pengangguran, keshatan masyarakat, yang mana kurang menjadi perhatian pemerintah. permasalahannya klasik, karena tidak ada biaya. padahal trilyunan dikeluarkan pemerintah untuk mensubsidi BBM. maka dari itu untuk mengatasi persoalan ini pemerintah sudah menyiapkan tiga opsi tentang terkait dengan kenaikan harga minyak dunia, yaitu : menaikkan harga BBM bersubsidi Rp 500 per liter, mengalihkan mengalihkan semua penggunaan bensin premium kendaraan pribadi ke pertamax serta penjatahan konsumsi premium menggunakan sistem kendali (7). tapi ternyata, hingga saat ini, pemerintah malah memilih opsi keempat, yaitu TIDAK MELAKUKAN APA APA! harga BBM subsidi tidak naik, kendaraan pribadi masih banyak yang memakai premium, serta tidak dilakukannya penjatahan konsumsi premium menggunakan sistem kendali.

sebagai seorang mahasiswa dan seorang warga negara yang berhak untuk mengkritisi kebijakan pemerintah, saya berpendapat tiada salahnya pemerintah mengurangi subsidi yang diberikan untuk BBM bersubsidi (baca : premium). dengan mengurangi subsidi sebesar semisal 500 rupiah saja, berapa banyak pengeluaran negara yang bisa dihemat.

terkait pro dan kontra akan kenaikan harga BBM, kenaikan harga BBM walaupun cuma sedikit tapi bisa berimplikasi pada banyak hal. misalnya berimplikasi pada kenaikan harga sembako, dan barang2 lainnya. kenaikan itu pastinya akan menyakiti rakyat kecil dan yang berpenghasilan pas pasan. selain itu dengan kenaikan harga tersebut, akan terjadi ketidakstabilan sosial, seperti adanya demo dimana mana menuntut turunnya harga BBM.

disamping semua itu, sisi positif dari kenaikan harga BBM adalah tentu saja  penghematan dari anggaran negara. kalau kita tinjau baik-baik, sebenarnya harga premium itu jauh dibawah harga minyak dunia karena disubsidi pemerintah. sebenarnya, harga jual BBM yang layak, setelah ditambah dengan biaya pengolahan, dan biaya akomodasi lainnya adalah harga pertamax dan pertamax plus, bukan harga premium karena harga pertamax dan pertamax plus itu mengikuti fluktuasi harga minyak dunia, dan setiap tanggal 1 dan 15 tiap bulannya mengalami penyesuaian harga (8)

sisi positif lainnya adalah, jika kita lihat dari dinamika kehidupan di kota-kota besar, kita tidak asing dengan yang namanya kemacetan. misalnya, di jakarta, pemerintah daerah sudah membuat peraturan untuk mengatasi problem kemacetan, mulai dari zona 3in1, busway, dan banyaknya alternatif transportasi umum. tapi apa yang terjadi? masyarakat tetap saja menggunakan kendaraan pribadinya. apalagi, semakin banyak kendaraan di jalanan, akan mengakibatkan semakin banyak emisi yang dikeluarkan (yang akan meningkatkan taraf polusi di jakarta). jakarta sudah panas dan semrawut, makin ditambah saja dengan polusi dimana mana.

kemacetan parah!


polusi di jakarta!

coba kita pikirkan, jika terjadi sedikit kenaikan harga BBM, boleh jadi masyarakat akan lebih memprioritaskan untuk menggunakan kendaraan umum ketimbang menggunakan kendaraan pribadi. hal tersebut akan berimplikasi pada banyak hal positif, antara lain :

* mengurangi kemacetan. masalah klasik di berbagai kota besar, terutama di ibukota, akan sedikit terselesaikan. setelah pemerintah membuat berbagai kebijakan yang ternyata tidak secara signifikan mengurangi kemacetan, mungkin menaikkan harga BBM bersubsidi bisa menjadi alternatif.
* mengurangi polusi. jakarta yang merupakan kota dengan tingkat polusi terparah ketiga sedunia (9), apa anda tidak malu punya ibukota seperti itu?
* mensejahterakan rakyat. ini mungkin sebuah kontradiksi dengan kenaikan harga BBM bersubsidi. tapi dengan harga BBM naik, dengan masyarakat yang beralih menggunakan kendaraan umum ketimbang kendaraan pribadi, tentu ini memperbesar pintu rejeki bagi orang yang berkutat di jalanan. sebagai contoh, sopir angkutan umum dan stafnya, pedagang asongan, dan lain sebagainya pasti akan memperoleh penghasilan yang lebih besar seiring semakin banyaknya orang yang menggunakan moda transportasi umum

opini saya adalah : sesuai dengan opsi pertama diantara tiga opsi yang diajukan pada pemerintah, yaitu kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 500 / liter, dengan pemberian cashback bagi angkutan umum. pemberian cashback ini ditujukan agar meminimalisir terjadinya ketidak stabilan harga kebutuhan pokok  juga meminimalisir terjadinya gejolak sosial di masyarakat.



sumber:

(1) Brent Crude Oil, "http://www.oil-price.net/"
(2) "http://buntetpesantren.org/index.php?option=com_content&view=article&id=191%3At-boone-pickens-penyebab-naiknya-harga-minyak-dunia&catid=19%3Akabar&Itemid=37"
(3) "http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/ekonomi/11/01/10/157545-inilah-penyebab-harga-minyak-dunia-naik"
(4) "http://aveliansyah.wordpress.com/2011/02/26/konflik-timur-tengah-dan-krisis-minyak-dunia/"
(5) "http://international.okezone.com/read/2011/03/10/412/433306/pasukan-pro-khadafi-ledakkan-instalasi-minyak-libya"
(6) Kompas, 7 Maret 2011
(7) "http://republika.co.id:8080/koran/0/130529/Tiga_Opsi_BBM_Siap_Dipilih"
(8) Suara Anda - Metro TV, 7 atau 8 Maret 2011
(9) "http://portal.antaranews.com/berita/157508/polusi-jakarta-terburuk-ketiga-di-dunia"



IQBAL AKHMAD GHUFRON

Civitas Akademika ITS, Mahasiswa Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar