Follow Me on Twitter

Selasa, 22 Maret 2011

Sebuah Kritik Sosial Politik Terhadap Peran dan Fungsi Mahasiswa

Tunas Tak Kunjung Menjulang

(disadur dari KOMPAS 21 Maret 2011, oleh Indah Surya Wardhani- Litbang Kompas)




Peran dan kepedulian organisasi, kalangan muda, ataupun mahasiswa saat ini. (mulai dari kiri atas searah jarum jam, merah = memadai; orange = tidak memadai; kuning = tidak tahu / tidak jawab).
1. Penanganan dan perhatian kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
2. Pengontrolan kinerja lembaga legislatif (DPR).
3. Pengontrolan kinerja lembaga penegak hukum.
4. Pengontrolan kebijakan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Yakin atau tidakkah Anda organisasi pemuda dan kemahasiswaan mampu berperan sebagai pengawal upaya reformasi bangsa? (biru tua = yakin; biru muda = tidak yakin; putih = tidak tahu / tidak jawab).


Bisa jadi inilah era dimana kelumpuhan beroposisi benar benar berlangsung. Institusi negara, semacam DPR misalnya, yang berfungsi sebagai pengontrol jalannya pemerintahan makin sulit terharapkan. Hasil hasil survei opini publik kerap kali menyatakan hal demikian. Kepentingan individu, kelompok, ataupun partai politik membelenggu setiap upaya kritis pembongkaran penyalahgunaan jalannya pemerintahan.

Pada level masyarakat pun tidak kurang mengkhawatirkan. Kekuatan-kekuatan kelompok penekan (pressure group) semakin senyap. Memang, sempat berdengung kritik pedas sebagaimana yang diekspresikan para pemuka agama negeri ini beberapa waktu lalu. Namun, suatra keprihatinan tampaknya semakin meredup, sementara substansi yang diprihatinkan kian tak berbekas.

Diantara berbagai elemen kekuatan masyarakat yang ada, sebenarnya harapan tergantungkan pada kalangan muda, termasuk didalamnya mahasiswa. Sejarah membuktikan, kalangan muda dan mahasiswa kerap kali menjadi kekuatan penekan yang paling efektif pada masa-masa kekritisan politik berlangsung.

Namun, seberapa jauh kisah-kisah lampau itu dapat teruji kini? Pada saat tarikan magnet kekuasaan yang kini sedemikian kuat menjinakkan kekuatan oposisi, dapatkah terharapkan peran optimal kalangan muda?

Hasil pengumpulan opini publik kali ini mengungkapkan keraguan sekaligus keprihatinan publik terhadap eksistensi dan kepedulian kaum muda ataupun mahasiswa saat ini. Tidak kurang dari separuh bagian responden menilai bahwa kepedulian kalangan muda terhadap kondisi sosial masyarakat cenderung melemah.

Kalangan muda kini dinilai lebih sibuk menghadapi persoalan internalisasi nilai dalam dirinya sendiri. Sikap yang berorientasi pada diri sendiri menggerogoti kepekaan kalangan muda terhadap persoalan di sekitarnya. Penilaian ini diutarakan oleh sekitar 57% responden. Hanya 38% responden yang menyatakan sebaliknya. (lihat grafik)

Semakin berjarak dengan persoalan masyarakat, kalangan muda pun dinilai tidak luput dari stigma massa mengambang yang mudah diombang-ambingkan pengaruh pergaulan. Pada aspek lain, hampir 67% responden menilai bahwa gaya hidup kaum muda saat ini cenderung konsumtif.

Dengan perkataan lain, jika terhadap persoalan-persoalan masyarakat kepekaan kalangan muda kini diragukan, di dalam dirinya pun sebenarnya mereka tengah terjebak dalam beragam pragmatisme persoalan yang dihadapi.

Kegamangan posisi kalangan muda ini telihat pula dari peranan organisasi kepemudaan dan mahasiswa yang tampak tidak bergairah dalam menyikapi dinamika saat ini.

Berdasarkan survei opini publik, satu dari dua responden menilai peranan organisasi mahasiswa, misalnya, tidak memadai dalam menyikapi sejumlah persoalan, terutama terkait fungsi kontrol terhadap kebijakan pemerintah, lembaga eksekutif, dan penegakan hukum. Selain itu, organisasi juga dinilai kurang tanggap terhadap persoalan sosial, antara lain terkait penanggulangan dan penanganan bencana atau pendampingan masyarakat kecil. Di sisi lain, mereka juga merujuk kurang efektifnya para mantan aktivis pemuda dan mahasiswa kini berkiprah di lembaga negara, seperti DPR.

Apabila ditelususi, kritik terhadap kepedulian pemuda dan mahasiswa terhadap persoalan-persoalan sosial ini disampaikan secara luas oleh setiap kalangan. Baik mereka yang tergolong berusia muda maupun kalangan tua, dalam survei ini sama-sama memprihatinkan kiprah organisasi pemuda dan mahasiswa saat ini. Namun, kritik dari kalangan muda, terutama dari kelompok usia 30-40 tahun, terhadap kiprah organisasi mahasiswa dan pemuda saat ini terbilang lebih pedas. Penilaian ini tampaknya tidak terlepas dari situasi yang sempat mereka alami, era reformasi 1998 lalu, yang pada umumnya merupakan bagian dari generasi kelompok usia ini. Hampir separuh responden dari kelompok usia 30-40 menilai bahwa kiprah mahasiswa saat ini berbeda jauh dari kualitas sebelumnya.

Sekalipun kritik terhadap kepedulian pemuda dan mahasiswa tebal tergoreskan, toh tidak berarti pula publik menihilkan eksistensi kalangan muda dan mahasiswa pada masa mendatang. Dalam jajak pendapat ini, mayoritas responden meyakini bahwa mahasiswa masih berpotensi sebagai kekuatan moral yang mampu menekan setiap praktik penyalahgunaan kekuasaan pada masa mendatang, mengawal upaya pereformasian bangsa, pada saat berbagai elemen kekuatan politik yang lain tengah terbuai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar