Follow Me on Twitter

Sabtu, 26 Maret 2011

Presiden independen dan implikasi pada kinerjanya, dibanding dari kalangan partai politik

akhir akhir ini banyak isu yang beredar tentang presiden dari kalangan independen, dan pro kontranya. memang, selama ini presiden hanya boleh diusung oleh partai politik. entah satu, dua, atau beberapa partai berkoalisi untuk mengusung sepasang capres-cawapres. memang, konstitusi negara kita, undang undang dasar 1945, mengatur tentang hal tersebut, yaitu tentang pemilihan presiden harus dari partai politik. hal tersebut tertera pada pasal 6A ayat 2 (amandemen ketiga) yang berbunyi "Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilihan umum."  namun, beberapa kalangan menilai hal tersebut agak mengekang demokrasi, karena tidak memperbolehkan calon dari golongan independen (baca : non-partai) untuk mencalonkan diri sebagai capres-cawapres.


mahkamah konstitusi termasuk salah satu pihak yang menolak pencalonan presiden dari kalangan independen. hal tersebut berdasarkan pada UUD 1945 pasal 6A yang telah dipaparkan diatas. ketua mahkamah konstitusi, Mahfud MD menyatakan, “Tidak boleh ada yang independen, karena UUD mengatakan calon presiden dan calon wakil presiden diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Tidak boleh dijadikan alternatif sebelum amendemen dilakukan oleh MPR”.

sebenarnya, dalam kapasitasnya sebagai ahli hukum tata negara, ia menyatakan bahwa dalam teori ilmu konstitusi, pencalonan secara independen ataupun melalui partai politik diperbolehkan. akan tetapi, secara pribadi dirinya lebih sepakat apabila pencalonan itu tetap melalui partai politik atau gabungan partai politik.

“untuk menyehatkan partai politik ke depan saya lebih setuju lewat partai politik. agar partai politik itu menjadi alat rekrutmen yang sehat. kita sekarang sedang tidak suka karena kondisi sekarang untuk ke depan parpol ini harus sehat dan tidak boleh parpol dikonflikkan,” ujarnya lagi (1).


beberapa pihak lain menyetujui adanya amandemen kelima yang mengatur tentang sistem pemilihan presiden. dewan perwakilan daerah, sebagai pihak penggagas amandemen kelima UUD 1945, jelas mendukung calon presiden independen. perwakilan DPD dari provinsi maluku, John Pieris, berharap usulan amandemen kelima UUD 1945 disetujui oleh MPR.

john menjelaskan, calon presiden independen bukan bertujuan menghalangi partai politik berkiprah dalam pemilu. bukan pula untuk membenturkan calon presiden yang merupakan anggota partai politik dengan calon presiden yang bukan anggota partai politik. menurutnya, kader-kader terbaik partai politik pun tetap bisa maju dalam kancah pemilu presiden dengan jalur pencalonan perseorangan. usulan calon presiden perseorangan tersebut juga dalam rangka demi memperkuat sistem ketatanegaraan indonesia di masa mendatang, sebab dalam usulannya adalah dimungkinkan calon presiden perseorangan dengan syarat dukungan yang akan diatur dalam undang-undang.


nah, dari semua itu, mungkin sebaiknya amandemen kelima segera disahkan oleh MPR. hal ini terkait dengan asas demokrasi yang dianut oleh indonesia. padahal sebenarnya amandemen kelima itu juga sesuai dengan pasal 27 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi "Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya."  jadi, baik dari kalangan partai politik ataupun dari kalangan independen berhak untuk mencalonkan diri sebagai capres-cawapres. tentunya tidak semua orang bisa mencalonkan diri. harus ada sejumlah prosedur tertentu yang mengatur pencalonan dari kalangan independen, misalnya : mendapat dukungan dari sekian orang, sebagaimana tidak semua partai berhak mencalonkan kadernya, harus memenuhi batas minimal tertentu (presidential threshold, dalam hal ini minimal 20% dari total pemilih).

sebagai seorang mahasiswa, jika saya boleh beropini, saya cenderung setuju akan pengesahan amandemen kelima oleh MPR. sebagaimana diketahui, dalam menjalankan pemerintahannya, presiden (yang sekarang masih diusung oleh partai politik) masih belum bisa melaksanakannya sebagai eksekutif secara optimal karena masih "dibayang-bayangi" oleh pengaruh partai politik yang mengusungnya. dan banyak pula masalah yang terjadi di dpr, yang malah berimplikasi pada kinerja badan eksekutif (padahal sebetulnya masalah yang terjadi di departemen itu seharusnya tidak berimbas pada badan eksekutif). sebagai contoh, ketika terjadi rapat paripurna dpr tentang masalah hak angket, masalah yang seharusnya adalah masalah di kalangan eksekutif (terutama ketika silang pendapat antar parpol yang juga adalah anggota koalisi) hal tsb malah menghancurkan stabilitas konstelasi politik di badan eksekutif. kabinet pun langsung didera isu reshuffle (yang ternyata hanyalah kabar burung yang dihembuskan salah satu fraksi partai politik). hal tersebut adalah salah satu contoh ketidakstabilan yang bisa ditimbulkan.

seperti kita tahu, indonesia adalah negara presidensial, tapi mengapa terjadi penolakan dari dpr terhadap keputusan presiden mengangkat agus martowardojo untuk menjadi menteri keuangan menggantikan sri mulyani (3), padahal pembentukan kabinet itu adalah hak prerogatif presiden, seperti yang tercantum pada UUD 1945 pasal 17 ayat 1 dan 2 yang isinya "(1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. (2) Menteri-menteri itu diangkat dan diperhentikan oleh Presiden."  jadi seharusnya dpr tidak boleh meng-intervensi kebijakan presiden tentang kabinetnya, apalagi "memanas2-manasi" presiden agar mengadakan reshuffle. hal ini (intervensi legislatif terhadap lingkup eksekutif) kok rasanya seperti pemerintahan parlementer bukannya presidensial.

dalam pendapat saya, jika presiden itu dari kalangan independen atau non-partai, akan bisa maminimalisir intervensi parpol ke dalam badan eksekutif. mungkin mereka merasa "menuntun" presiden ke kursi pemerintahan melalui mekanisme pencalonan oleh parpol, tapi mereka lupa, sebenarnya RAKYATLAH YANG MEMILIH MEREKA, parpol hanya "mengantarkan" saja. dengan dari kalangan independen pula, kebijakan pemerintah diharapkan akan lebih pro-rakyat ketimbang pro-parpol.

mungkin pendapat saya akan menimbulkan kontroversi. well, saya hanya mengemukakan pendapat saya saja sebagai mahasiswa yang harus berperan serta sebagai social control. lagipula, kebebasan berpendapat sudah dilindungi dalam UUD 1945 pasal 28E ayat 3 amandemen kedua yaitu "Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat."  



sumber :






IQBAL AKHMAD GHUFRON

Civitas Akademika ITS, Mahasiswa Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Selasa, 22 Maret 2011

Sebuah Kritik Sosial Politik Terhadap Peran dan Fungsi Mahasiswa

Tunas Tak Kunjung Menjulang

(disadur dari KOMPAS 21 Maret 2011, oleh Indah Surya Wardhani- Litbang Kompas)




Peran dan kepedulian organisasi, kalangan muda, ataupun mahasiswa saat ini. (mulai dari kiri atas searah jarum jam, merah = memadai; orange = tidak memadai; kuning = tidak tahu / tidak jawab).
1. Penanganan dan perhatian kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
2. Pengontrolan kinerja lembaga legislatif (DPR).
3. Pengontrolan kinerja lembaga penegak hukum.
4. Pengontrolan kebijakan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Yakin atau tidakkah Anda organisasi pemuda dan kemahasiswaan mampu berperan sebagai pengawal upaya reformasi bangsa? (biru tua = yakin; biru muda = tidak yakin; putih = tidak tahu / tidak jawab).


Bisa jadi inilah era dimana kelumpuhan beroposisi benar benar berlangsung. Institusi negara, semacam DPR misalnya, yang berfungsi sebagai pengontrol jalannya pemerintahan makin sulit terharapkan. Hasil hasil survei opini publik kerap kali menyatakan hal demikian. Kepentingan individu, kelompok, ataupun partai politik membelenggu setiap upaya kritis pembongkaran penyalahgunaan jalannya pemerintahan.

Pada level masyarakat pun tidak kurang mengkhawatirkan. Kekuatan-kekuatan kelompok penekan (pressure group) semakin senyap. Memang, sempat berdengung kritik pedas sebagaimana yang diekspresikan para pemuka agama negeri ini beberapa waktu lalu. Namun, suatra keprihatinan tampaknya semakin meredup, sementara substansi yang diprihatinkan kian tak berbekas.

Diantara berbagai elemen kekuatan masyarakat yang ada, sebenarnya harapan tergantungkan pada kalangan muda, termasuk didalamnya mahasiswa. Sejarah membuktikan, kalangan muda dan mahasiswa kerap kali menjadi kekuatan penekan yang paling efektif pada masa-masa kekritisan politik berlangsung.

Namun, seberapa jauh kisah-kisah lampau itu dapat teruji kini? Pada saat tarikan magnet kekuasaan yang kini sedemikian kuat menjinakkan kekuatan oposisi, dapatkah terharapkan peran optimal kalangan muda?

Hasil pengumpulan opini publik kali ini mengungkapkan keraguan sekaligus keprihatinan publik terhadap eksistensi dan kepedulian kaum muda ataupun mahasiswa saat ini. Tidak kurang dari separuh bagian responden menilai bahwa kepedulian kalangan muda terhadap kondisi sosial masyarakat cenderung melemah.

Kalangan muda kini dinilai lebih sibuk menghadapi persoalan internalisasi nilai dalam dirinya sendiri. Sikap yang berorientasi pada diri sendiri menggerogoti kepekaan kalangan muda terhadap persoalan di sekitarnya. Penilaian ini diutarakan oleh sekitar 57% responden. Hanya 38% responden yang menyatakan sebaliknya. (lihat grafik)

Semakin berjarak dengan persoalan masyarakat, kalangan muda pun dinilai tidak luput dari stigma massa mengambang yang mudah diombang-ambingkan pengaruh pergaulan. Pada aspek lain, hampir 67% responden menilai bahwa gaya hidup kaum muda saat ini cenderung konsumtif.

Dengan perkataan lain, jika terhadap persoalan-persoalan masyarakat kepekaan kalangan muda kini diragukan, di dalam dirinya pun sebenarnya mereka tengah terjebak dalam beragam pragmatisme persoalan yang dihadapi.

Kegamangan posisi kalangan muda ini telihat pula dari peranan organisasi kepemudaan dan mahasiswa yang tampak tidak bergairah dalam menyikapi dinamika saat ini.

Berdasarkan survei opini publik, satu dari dua responden menilai peranan organisasi mahasiswa, misalnya, tidak memadai dalam menyikapi sejumlah persoalan, terutama terkait fungsi kontrol terhadap kebijakan pemerintah, lembaga eksekutif, dan penegakan hukum. Selain itu, organisasi juga dinilai kurang tanggap terhadap persoalan sosial, antara lain terkait penanggulangan dan penanganan bencana atau pendampingan masyarakat kecil. Di sisi lain, mereka juga merujuk kurang efektifnya para mantan aktivis pemuda dan mahasiswa kini berkiprah di lembaga negara, seperti DPR.

Apabila ditelususi, kritik terhadap kepedulian pemuda dan mahasiswa terhadap persoalan-persoalan sosial ini disampaikan secara luas oleh setiap kalangan. Baik mereka yang tergolong berusia muda maupun kalangan tua, dalam survei ini sama-sama memprihatinkan kiprah organisasi pemuda dan mahasiswa saat ini. Namun, kritik dari kalangan muda, terutama dari kelompok usia 30-40 tahun, terhadap kiprah organisasi mahasiswa dan pemuda saat ini terbilang lebih pedas. Penilaian ini tampaknya tidak terlepas dari situasi yang sempat mereka alami, era reformasi 1998 lalu, yang pada umumnya merupakan bagian dari generasi kelompok usia ini. Hampir separuh responden dari kelompok usia 30-40 menilai bahwa kiprah mahasiswa saat ini berbeda jauh dari kualitas sebelumnya.

Sekalipun kritik terhadap kepedulian pemuda dan mahasiswa tebal tergoreskan, toh tidak berarti pula publik menihilkan eksistensi kalangan muda dan mahasiswa pada masa mendatang. Dalam jajak pendapat ini, mayoritas responden meyakini bahwa mahasiswa masih berpotensi sebagai kekuatan moral yang mampu menekan setiap praktik penyalahgunaan kekuasaan pada masa mendatang, mengawal upaya pereformasian bangsa, pada saat berbagai elemen kekuatan politik yang lain tengah terbuai.

Minggu, 20 Maret 2011

Harga Minyak Dunia dan Dinamikanya di Indonesia

HARGA MINYAK DUNIA NAIK!! itu mungkin judul headline media massa beberapa waktu belakangan ini.

dengan harga minyak dunia hari ini (20 maret 2011) mencapai US$ 110.62/barrel, setelah sebelumnya mencapai titik tertinggi di US$ 116/barrel di akhir februari / awal maret. padahal, dalam 4 bulan terakhir, rata-rata harga minyak mentah "hanya" di titik US$ 97 atau US$ 98 / barrel (1)

harga minyak mentah dunia (dari Brent Crude Oil) selama sebulan dan tiga bulan terakhir

timbullah pertanyaan, "kenapa sih harga minyak dunia naik? padahal dalam memperolehnya kan minyak mentah itu diperoleh dari alam?" kenaikan harga minyak memang terkait banyak hal, diantaranya adalah permainan para spekulan minyak tingkat dunia yang sengaja mempermainkan harga minyak (2), adanya kerusakan di sarana infrastruktur yang mengganggu proses distribusi minyak tingkat dunia (3), dan yang paling terasa adalah karena konflik di timur tengah. negara-negara yang para warganya itu menuntut adanya demokrasi yang selama ini tidak didapat oleh penguasanya itu, mayoritas adalah produsen minyak tingkat dunia (4). sebut saja mesir, yordania, yaman, tunisia, aljazair, maroko, dan yang terakhir adalah libya adalah negeri yang dianugrahi tuhan berupa sumber daya alam, terutama minyak bumi, yang melimpah. tentu saja adanya konflik disini mengganggu stabilitas proses eksplorasi minyak di negara tersebut yang berimplikasi pada berkurangnya stok minyak dunia. apalagi dengan situasi terakhir (10 maret 2011) ketika pasukan loyalis khadafi meledakkan instalasi minyak di libya, hal ini mengakibatkan anjloknya ekspor minyak dari libya sampai 60% (5). sesuai dengan hukum ekonomi, apabila terjadi kelangkaan suatu kebutuhan maka harga kebutuhan tersebut akan meningkat.

dalam hal ini, saya ingin sedikit membahas tentang harga minyak di indonesia, terutama harga BBM di indonesia. seiring dengan kenaikan harga minyak dunia, tentu saja pemerintah indonesia harus "menyesuaikan" (baca : menaikkan) harga BBM agar tidak terjadi defisit anggaran negara. setiap kenaikan harga minyak dunia sebesar US$ 1/barrel, pemerintah menanggung beban subsidi sebesar Rp 0.8 triliun (6). bisa dibayangkan jika harga minyak dunia terus melonjak, berapa banyak dana yang harus dikeluarkan pemerintah untuk men-subsidi BBM. padahal kita semua tahu, masih banyak lagi kebutuhan negara ini selain untuk subsidi BBM saja. sebut saja masalah pendidikan, pemukiman kumuh, pengangguran, keshatan masyarakat, yang mana kurang menjadi perhatian pemerintah. permasalahannya klasik, karena tidak ada biaya. padahal trilyunan dikeluarkan pemerintah untuk mensubsidi BBM. maka dari itu untuk mengatasi persoalan ini pemerintah sudah menyiapkan tiga opsi tentang terkait dengan kenaikan harga minyak dunia, yaitu : menaikkan harga BBM bersubsidi Rp 500 per liter, mengalihkan mengalihkan semua penggunaan bensin premium kendaraan pribadi ke pertamax serta penjatahan konsumsi premium menggunakan sistem kendali (7). tapi ternyata, hingga saat ini, pemerintah malah memilih opsi keempat, yaitu TIDAK MELAKUKAN APA APA! harga BBM subsidi tidak naik, kendaraan pribadi masih banyak yang memakai premium, serta tidak dilakukannya penjatahan konsumsi premium menggunakan sistem kendali.

sebagai seorang mahasiswa dan seorang warga negara yang berhak untuk mengkritisi kebijakan pemerintah, saya berpendapat tiada salahnya pemerintah mengurangi subsidi yang diberikan untuk BBM bersubsidi (baca : premium). dengan mengurangi subsidi sebesar semisal 500 rupiah saja, berapa banyak pengeluaran negara yang bisa dihemat.

terkait pro dan kontra akan kenaikan harga BBM, kenaikan harga BBM walaupun cuma sedikit tapi bisa berimplikasi pada banyak hal. misalnya berimplikasi pada kenaikan harga sembako, dan barang2 lainnya. kenaikan itu pastinya akan menyakiti rakyat kecil dan yang berpenghasilan pas pasan. selain itu dengan kenaikan harga tersebut, akan terjadi ketidakstabilan sosial, seperti adanya demo dimana mana menuntut turunnya harga BBM.

disamping semua itu, sisi positif dari kenaikan harga BBM adalah tentu saja  penghematan dari anggaran negara. kalau kita tinjau baik-baik, sebenarnya harga premium itu jauh dibawah harga minyak dunia karena disubsidi pemerintah. sebenarnya, harga jual BBM yang layak, setelah ditambah dengan biaya pengolahan, dan biaya akomodasi lainnya adalah harga pertamax dan pertamax plus, bukan harga premium karena harga pertamax dan pertamax plus itu mengikuti fluktuasi harga minyak dunia, dan setiap tanggal 1 dan 15 tiap bulannya mengalami penyesuaian harga (8)

sisi positif lainnya adalah, jika kita lihat dari dinamika kehidupan di kota-kota besar, kita tidak asing dengan yang namanya kemacetan. misalnya, di jakarta, pemerintah daerah sudah membuat peraturan untuk mengatasi problem kemacetan, mulai dari zona 3in1, busway, dan banyaknya alternatif transportasi umum. tapi apa yang terjadi? masyarakat tetap saja menggunakan kendaraan pribadinya. apalagi, semakin banyak kendaraan di jalanan, akan mengakibatkan semakin banyak emisi yang dikeluarkan (yang akan meningkatkan taraf polusi di jakarta). jakarta sudah panas dan semrawut, makin ditambah saja dengan polusi dimana mana.

kemacetan parah!


polusi di jakarta!

coba kita pikirkan, jika terjadi sedikit kenaikan harga BBM, boleh jadi masyarakat akan lebih memprioritaskan untuk menggunakan kendaraan umum ketimbang menggunakan kendaraan pribadi. hal tersebut akan berimplikasi pada banyak hal positif, antara lain :

* mengurangi kemacetan. masalah klasik di berbagai kota besar, terutama di ibukota, akan sedikit terselesaikan. setelah pemerintah membuat berbagai kebijakan yang ternyata tidak secara signifikan mengurangi kemacetan, mungkin menaikkan harga BBM bersubsidi bisa menjadi alternatif.
* mengurangi polusi. jakarta yang merupakan kota dengan tingkat polusi terparah ketiga sedunia (9), apa anda tidak malu punya ibukota seperti itu?
* mensejahterakan rakyat. ini mungkin sebuah kontradiksi dengan kenaikan harga BBM bersubsidi. tapi dengan harga BBM naik, dengan masyarakat yang beralih menggunakan kendaraan umum ketimbang kendaraan pribadi, tentu ini memperbesar pintu rejeki bagi orang yang berkutat di jalanan. sebagai contoh, sopir angkutan umum dan stafnya, pedagang asongan, dan lain sebagainya pasti akan memperoleh penghasilan yang lebih besar seiring semakin banyaknya orang yang menggunakan moda transportasi umum

opini saya adalah : sesuai dengan opsi pertama diantara tiga opsi yang diajukan pada pemerintah, yaitu kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 500 / liter, dengan pemberian cashback bagi angkutan umum. pemberian cashback ini ditujukan agar meminimalisir terjadinya ketidak stabilan harga kebutuhan pokok  juga meminimalisir terjadinya gejolak sosial di masyarakat.



sumber:

(1) Brent Crude Oil, "http://www.oil-price.net/"
(2) "http://buntetpesantren.org/index.php?option=com_content&view=article&id=191%3At-boone-pickens-penyebab-naiknya-harga-minyak-dunia&catid=19%3Akabar&Itemid=37"
(3) "http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/ekonomi/11/01/10/157545-inilah-penyebab-harga-minyak-dunia-naik"
(4) "http://aveliansyah.wordpress.com/2011/02/26/konflik-timur-tengah-dan-krisis-minyak-dunia/"
(5) "http://international.okezone.com/read/2011/03/10/412/433306/pasukan-pro-khadafi-ledakkan-instalasi-minyak-libya"
(6) Kompas, 7 Maret 2011
(7) "http://republika.co.id:8080/koran/0/130529/Tiga_Opsi_BBM_Siap_Dipilih"
(8) Suara Anda - Metro TV, 7 atau 8 Maret 2011
(9) "http://portal.antaranews.com/berita/157508/polusi-jakarta-terburuk-ketiga-di-dunia"



IQBAL AKHMAD GHUFRON

Civitas Akademika ITS, Mahasiswa Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Rabu, 09 Maret 2011

korelasi antara informatika dan politik

gue inget suatu ketika gue lagi baca koran K*MPAS di bagian politik-hukum nya di ruang baca jurusan gue (FYI gue mahasiswa jurusan informatika di sebuah PTN ternama di surabaya), ada temen gue berkomentar "halah, politik sekarang udah ga ada yang bener, ga perlu diurusin lah yang kaya gini mending ngoding aja dah" (FYI "ngoding" itu adalah rutinitas mahasiswa jurusan gue, yaitu mebuat kode untuk suatu program komputer)

gue ga habis pikir, emangnya gue selaku anak informatika (atau kalo dilihat di ruang lingkup lebih luas, gue sebagai mahasiswa) ga boleh untuk sedikit peduli tentang wawasan ya? atau kalo lebih spesifik lagi, ga boleh ngerti tentang politik ya? oke oke, dilihat dari sudut pandang temen gue itu, mungkin dengan ngoding ada keuntungan yang bisa gue dapat, yaitu gue bisa ngerti materi kuliah, atau bahasa kasarnya adalah "tugas gue selesai" (ga munafik, mungkin salah satu tujuan masuk kuliah adalah biar bisa nyelesein tugas, kuis, serta ujian) dan kalopun gue baca koran juga ga ada untungnya (dan bagi dia) mungkin cuma dianggap buang2 waktu aja

let's see, kalo gue liat perkembangan sekarang ini, masalah presiden dan menteri2nya, masalah kesejahteraan rakyat seperti BBM, belum lagi masalah persepakbolaan di indonesia, itu emang runyam banget sih. dan gue sebagai mahasiswa emang belom bisa berbuat apa apa selain berkomentar saja. tapi apa karena gue ga bisa ngapa2in itu gue ga boleh sekedar membuka cakrawala wawasan gue dengan baca berita? kalo kata pepatah mah "membaca itu jendela ilmu" itu juga berlaku pada membaca koran. at least, gue tiap hari lah meluangkan waktu buat baca koran, nonton berita, atau browsing di web2 berita di inet. yah, kalo kita banyak2 baca, ya lebih banyak punya wawasan lah. setidaknya sebagai mahasiswa, walopun gue belom bisa berbuat apa2, gue bisa sedikit memberi kritik dan opini gue selaku warga negara, atau gue bisa sharing ke temen2 biar bisa lebih membuka wawasan. kalo lu tanya "ngasi kritik gimana cara? emangnya orang pada denger pendapat lu?" oke oke, gue emang cuma seorang mahasiswa dan bukan siapa siapa, tapi asal lu tau, sekarang ini jaman apa? sekarang jaman IT men!! gue yakin lu semua pada gak gaptek, minimal punya akun facebook atau kalo lebih bagus punya blog deh. kalo gue sih bisa memanfaatkan teknologi ini dengan sharing, bahkan sharing ke seluruh indonesia. lu tanya lagi "gimana caranya bro?" salah satu caranya nih ya, di beberapa stasiun televisi, ada acara berita yang mengajak para pemirsa untuk berinteraksi, misalnya (bukannya bermaksud promosi) acara SUA*A AN*A di MET*O TV, di acara itu para pemirsa diajak untuk berinteraksi baik melalui sambungan telepon, layanan SMS, atau jejaring sosial macam facebook dan lainnya. yah gue secara anak kosan yang (bisa dikatakan) miskin, gak mau juga lah kalo musti nelpon, mana nelpon ke jakarta pula. ogah banget! kalo SMS pun tarifnya premium, males dah gue! makanya gue beberapa kali pernah perpartisipasi dengan memberi komentar via jejaring sosial facebook.

ada temen gue yang bertanya ke gue "kenapa sih lu peduli amat sih ama masalah politik? gue juga sesekali baca berita, tapi gak sesering lu dah."

gue pengen sharing tentang salah satu pengalaman gue, ceritanya nih sekitar pas bulan januari 2010, ketika libur semester ganjil. gue inget banget tuh, pokoknya jurusan gue tuh pulangnya pas abis pengkaderan (FYI "pengkaderan" itu istilah kampus gue intuk menyebut "ospek", but don't mind it, 'cuz gue juga ga bahas tentang pengkaderan kok) pokoknya pas itu gue lagi di stasiun gubeng, nunggu kereta. nah berhubung gue dateng kecepetan dan masih ada 2 jam-an lagi jadi gue bosen nunggunya. kebetulan samping gue ada om om lagi baca koran. secara gue bosen, gue pinjem aja tuh koran buat dibaca, sekalian buat ngilangin bosen.

tiba2 si om itu ngajak ngomong gue, pertama sih nanya gue itu kerja apa masih mahasiswa, ya gue jawab aja gue mahasiswa di salah satu PTN ternama di surabaya. nah dia bilang gini "bagus deh mas, dari tadi saya pengen sharing sama orang. kebetulan mas mahasiswa, jadi pastinya wawasan mas kan lebih luas dari saya yang cuma rakyat biasa" waduh kok jadi gini, pikir gue. tapi ga ada salahnya lah gue tanggepin, itung2 ngabisin waktu nunggu kereta.

trus om itu ngajak diskusi tentang koran yang gue baca. pas itu kan lagi tenar2nya masalah sidang antasari itu kan, nah dia ngajak gue diskusi tentang kasus tsb. nah gue sedikit sedikit masih bisa naggepin obrolan om tsb. as time passes by, obrolan om tsb makin meluas aja, nyerempet2 kasus century gitu. JEDEEERRR!! mampus gue, gue kan jarang banget (kalo ga bisa dibilang ga pernah) merhatiin masalah politik, kalo baca koran aj gue baca dari belakang, nyari liputan olahraganya duluan. gue terbata bata aja nanggepin statement2nya (biar ga keliatan kaya orang bego, padahal keliatan banget kalo statement2 gue ketika itu ga berbobot banget. padahal awalnya ekspektasi om tsb tinggi banget ke gue, secara dia sampe bilang "pastinya wawasan mas kan lebih luas dari saya yang cuma rakyat biasa")

kalo lu tanya tentang gue waktu itu, SUMPAH GUE MALU BANGET! secara gue mahasiswa, walopun gue bukan mahasiswa yang suka berorganisasi, tapi gue tau lah salah satu peran dan fungsi mahasiswa sebagai social control, yaitu mengontrol banyak hal dalam tatanan kemasyarakatan termasuk kontrol budaya, kontrol masyarakat dan kontrol individu. nah masalahnya, boro boro mau mengontrol kaya gitu, tentang kondisi politik aja gue ga tau sama sekali. mungkin gue ketika sebelumnya gue agak acuh ga acuh sama berita, ga peduli sama hal seperti itu, wawasan gue sempit banget dah.

ya agaknya gue patut berterima kasih juga sama om tsb, gue merasa tersindir gimana gitu, jadi sekarang ya gue agak sedikit peduli lah sama wawasan gue.

nah ketika lu baca tulisan ni, lu mungkin agak heran, dari judulnya "korelasi antara informatika dan politik", lu belom nemuin apa korelasinya. memang, secara garis besar kedua hal itu memang sangat berbeda, ketika informatika itu berhubungan dengan hal hal yang bersifat teknis dan statis, kalo politik itu bersifat terbuka dan dinamis. kalo contoh kasarnya ketika anak informatika bikin kodingan, dan kodingan itu dibiarkan beberapa hari pun, ga bakal berubah kan? statis banget tuh. lain halnya dengan politik, sebagai contoh beberapa hari lalu pas presiden SBY pidato dengan berapi-api tentang beberapa partai yang dianggap "mbalelo" dan bertentangan dengan koalisi, beberapa hari kemudian, keluar statement lain dari presiden SBY melalui mensesneg mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat tidak akan ada reshuffle atau perubahan dalam kursi kabinet.

well, well, makin jelas aja kalo ga ada korelasi antara keduanya, antara informatika dan politik. ya mau gimana lagi, emang kenyataannya begitu ya apa mau dikata? kalo gue sih, secara tertarik pada dua hal tersebut (bahkan kalo gue disuruh milih, sepertinya dunia politik praktis itu lebih menarik daripada dunia informatika) well, sori deh mungkin lu baca artikel ini karena penasaran judulnya dan pengen tau akan korelasi antara informatika dan politik, gue jawab dengan jelas saja ya, TIDAK ADA KORELASINYA. yah, kalaupun ada, mungkin itu tidak berhubungan secara langsung deh.

Sabtu, 05 Maret 2011

coming back

waduh sorry banget nih, gue uda lamaaaaa banget ga ngupdate blog gue. lets see, terakhir gue ngupdate itu tanggal 3 januari, oke katakanlah sekarang februari, berarti udah sebulan ya? yang jadi masalah adalah 3 januarinya itu TAHUN LALU! WTF! ngapain aja setaun ini man?

yah, mungkin karena gue emang orang sibuk yah, kadang gue ada satu dan lain hal yang mesti gue kerjakan jadi gue ga sempet ngupdate blognya.

nah ngomong2 ada angin apa nih gue tiba2 ngupdate blog lagi? ya tadi pagi gue abis ikut seminar blogging, pembicaranya raditya dika. tau kan lu? yang ngarang buku kambing jantan itu lho. nah gue tiba2 terinspirasi buat lanjutin blog gue yang udah lama terbengkalai *halah*

nah gue kali pengen nyeritain ke lu, apa kesibukan aja sih gue selama setahun ini sampe2 kaga ngupdate blog. gini lho, secara gue anak rajin se-TC *kalo lu ga tau, TC itu nama gaul dari jurusan gue* ya kerjaan gue ya kuliah dong. tapi disini gue bukan mau ngebahas tentang kuliah, kurang kerjaan banget masa gue bahas tentang pemrograman di blog, gue juga bikin blog buat having fun, bukan buat memusingkan diri. sometimes disela2 kuliah, kadang gue jalan2 ke luar kota *abisnya di surabaya kaga ada objek menarik sih* biasanya ya ke malang. permah juga gue ke kediri sebulan, refreshing aja. ntaran deh gue ceritain lebih jauh, ngapain gue ke kediri sebulan. trus kota2 lain juga banyak yang udah gue singgahi kayak blitar, madiun, magetan, tulungagung, trenggalek, sama beberapa kota lainnya di jawa timur *ya iyalah jawa timur, kalo gue sebutin yang di jawa barat ama jakarta mah kebanyakan*

udah ah, udah lama juga gue ga ngepost, rasanya untuk kali ini cukup segini dulu aja kali ya. dalam waktu dekat deh gue post lagi tentang cerita2 perjalanan gue.

see u all!!